Empat Tanaman Penghasil Pestisida Aman
Gara-gara
serangan ulat grayak Spodoptera litura
pertanaman kubis milik pekebun di Cipanas, Cianjur, hancur. Andai ia mengikuti
saran Ir Agus Kardinan MSc, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat Bogor, tanaman terselamatkan. Caranya cukup dengan menyemprotkan larutan
bungkil jarak.
Selama ini jarak Ricinus communis hanya
diambil minyaknya (castor oil); bungkil, dibuang. Kardinan tergerak
meneliti limbah itu setahun silam. “Bungkil jarak mengandung ricinin yang mampu
membunuh nematode, ulat, dan serangga. Daripada dibuang percuma, lebih baik
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati,” ujar alumnus Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran, Bandung
itu.
Ia menguji larutan bungkil jarak pada nematode Meloidogyne
sp. Mula-mula telur nematode dimasukkan ke petridis/cawan bermedia agar-agar,
lalu ditetesi larutan itu. Setiap hari jumlah nematode dihitung. Hasil ujicoba
menunjukkan nematode mati setelah 2 hari.
Mudah
dibuat
Cara membuat larutan bungkil cukup mudah. Ambil 25 g
bungkil jarak lalu campur dengan 1 L air. Tambahkan 0,5 ml detergen ke dalam
larutan dan diaduk hingga merata. Detergen bermanfaat sebagai perekat. Larutan
disimpan semalam agar mengendap.
Kalau menggunakan biji utuh harus digerus atau di-blender
hingga halus. Repotnya, kandungan minyak cukup banyak sehingga takaran detergen
juga lebih banyak agar larut di air. Menurut Kardinan daun pun bisa dipakai,
tapi kandungan ricinin rendah. Sebagai
perbandingan untuk menghasilkan kandungan ricinin sama, bila biji diperlukan 10
g; daun, 100 g.
Pada keesokan hari diambil larutan bening di bagian
atas, ampas dimanfaatkan sebagai kompos. “Dosis disesuaikan dengan jenis hama, ukuran, dan lokasi.
Misalnya untuk nematode. Stadium instar cukup disemprot larutan dosis rendah;
dewasa, dosis tinggi,” kata master lulusan University of Arkansas
Amerika Serikat itu.
Efek
membius
Selain jarak, kecubung juga manjur mengendalikan
populasi tikus. Kecubung Datura fastuosa termasuk racun kuat yang
bersifat membisu karena mengandung 0,16% alkaloid. Pada biji terdapat 0,5%
skopolamin, hiosiamin, dan atropine yang mampu membuat pingsan jika terhirup.
Kardinan menguji coba biji dan daun kecubung ke
tikus. Biji digiling hingga halus. Tambahkan tepung ikan 25% dari total
campuran untuk merangsang tikus. Ramuan itu dibuat pellet, lalu ditebar ke
sawah.
Kardinan membuktikan, daya kerja biji lebih cepat
dibanding daun. “Mula-mula tikus sering buang air, kemudian mati. Setelah
dibedah terlihat usus teriritasi atau luka,” ujar kelahiran Tasikmalaya itu.
Pestisida nabati lain adalah kemalakiyan Croton
tiglium. Orang yang mengisap asap bakaran kayu itu akan sering buang air.
“Penduduk kampung membakar kayu itu sewaktu terjadi serangan babi,” kata
peneliti yang ikut menangani Pest Management on Stored Food and Feed
pada 1995 itu.
Biji dimanfaatkan sebagai pengusir berbagai hama. Biji digerus hingga
halus lalu masukkan ke air, kemudian disemprotkan ke tanaman. Ulat dan serangga
yang memakan tanaman sering buang air, lalu mati. Sayangnya, larutan itu
berefek mengantuk dan muntah pada manusia bila terlalu banyak menghirup baunya.
Oleh karena itu Kardinan menyarankan agar hati-hati dalam pemakaian.
Bau
menyengat
Selain ketiga tanaman itu Kardinan memastikan suren Toona
sureni sebagai pengusir kutu dan serangga. Ternyata tanaman itu mengandung
surenon yang berbau tajam dan menyengat. “Ketika melintasi suatu wilayah di
Sukabumi, saya melihat albasia terserang kutu. Namun, di lokasi lain aman
karena ada pohon suren yang ditanam di sela-sela albasia” katanya.
Ia mengujicoba daun pada sayuran yang terserang kutu
putih. Beberapa lembar daun diremas-remas ke air, lalu disemprotkan ke tanaman.
Menurut Kardinan larutan itu tidak mematikan, tapi hanya mengusir dari areal
pertanaman.
Empat Tanaman Penghasil Pestisida Aman
Reviewed by Unknown
on
13.15
Rating:
Tidak ada komentar: