Daun Sambung Nyawa
Bentuknya daun tanaman ini mirip ngokilo, hingga banyak yang
salah sebut. Khasiatnya antara lain sebagai obat tumor.
Daun Sambung Nyawa memang sangat kesohor. Bisa jadi ya. Cerita tentang
khasiat daun ini barangkali tak akan nada habisnya untuk dikisahkan. Banyak
orang berkisah tentang pengalamannya menggunakan daun ini. Dan agaknya
penderita dengan keluhan berbagai penyakit yang kebetulan bisa sembuh setelah
memakan daun ini lalu menyebarluaskan kemanjurannya. Tak pelak lagi daun inipun
menjadi buah bibir. Dan dari khasiatnya yang menurut cerita cukup banyak
itulah, maka daun ini lalu disebut sebagai daun sambung nyowo = daun penyambung
nyawa. Artinya si penderita
yang makan daun ini akan sembuh dan berumur panjang.
Seorang bapak yang tinggal di bilangan Ragunan, Jakarta Selatan, sudah
bertahun-tahun menderita tumor pada kulit yang dalam bahasa Jawa-nya disebut uci-uci.
Upaya pengobatan ke dokter hingga ke pengobatan konvensional tak pernah
berhasil. Secara tak sengaja, ia berbincang-bincang dengan seseorang yang punya
pengalaman sama. Selanjutnya secara teratur ia makan daun Sambung Nyowo ini
sebagai lalapan. Hasilnya, “Saya terbebas dari uci-uci. Makin lama mengecil,”
ujarnya.
“Orang-orang Solo memang sudah sering memanfaatkan daun ini sebagai obat
tumor,” demikian keterangan Drs. Z. Arifin – Kepala Lab. PT. Air Mancur yang
berlokasi di Taman Obat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Belum diketahui
apa kandungan daun tersebut sehingga berkhasiat sebagai obat. “Banyak kok yang
sembuh dari tumor, dengan hanya memakannya sebagai lalap,” katanya meyakinkan.
Nama daun ini, tampaknya juga simpang siur. Banyak yang menyebutnya sebagai
ngokilo. Barangkali karena bentuknya mirip. Ngokilo memang dikenal pula sebagai
tanaman obat. Tapi, sebenarnya ngokilo atau enyoh kilo ini adalah tanaman yang
sering disebut sebagai keji beling atau daun picah beling. Nama latinnya Strobilanthes
crispus atau sering juga disebut Sericocalyx crispus.
Dari hasil identifikasi di Puslitbang Biologi-LIPI, diperoleh keterangan bahwa
daun sambung nyowo itu punya nama latin Gynura procumbens dari suku Asteracea.
Namun keterangan ini dibantah oleh Drs. Z. Arifin. Menurutnya daun itu disebut Gynura
pseudo cina yang masih sesuku dengan G. procumbens.
Asal-usul daun dewa belum diketahui dengan
pasti. Yang jelas, tanaman ini sudah dimanfaatkan oleh orang-orang daratan Cina
sebagai obat, sudah sejak lama. Dalam tulisan K. Heyne juga disebut bahwa
orang-orang Jawa memanfaatkannya untuk pengobatan penyakit yang berhubungan
dengan ginjal.
Bila memang benar daun Sambung Nyowo ini
disebut G. procumbens seperti keterangan dari Puslitbang Biologi, maka
selain nama tersebut tanaman ini juga disebut sebagai Daun Dewa atau Beluntas
Cina.
Bunga daun ini menurut K. Heyne berwarna kuning. Hanya sayangnya, jarang
sekali tanaman ini menampakkan bunganya. Ini pula yang menyebabkan
perbanyakannya menggunakan cara setek batang. Tanaman ini tergolong mudah
ditanam dan cepat tumbuh. Juga tak perlu perlakuan yang istimewa untuk
membiakkannya. Batang yang sudah tampak tua bisa langsung dipotong dan ditanam.
Tak bisa dipungkiri, daun Sambung Nyowo memang tanaman obat. Dari
pengalaman beberapa orang, hanya dengan melalap 3 atau 4 lembar daun setiap
hari, penyakit tumor bisa ditanggulangi. Tapi apa yang ada dibalik kehebatannya
itu, belum banyak orang tahu. Artinya, belum diketahui kandungan-kandungan yang
menyebabkannya sangat manjur sebagai obat tumor.
Daun Sambung Nyawa
Reviewed by Unknown
on
13.45
Rating:
Tidak ada komentar: